Hallo donghua lovers...
Pada kesempatan kali ini aku akan bahas tentang karakter dari donghua Heaven Official's Blessing / Berkah Pejabat Surga yang agak berbau danmei yaitu Hua Cheng. Eits.. jangan salah paham dulu. Walaupun di adaptasi dari novel BL dengan judul Tian Guan Ci Fu karya Mo Xiang Tong Xiu, namun sobat jangan khawatir. Karena dalam versi donghuanya, kesan BLnya itu dibikin samar dan masih aman buat ditonton. ( asal jangan bareng anak kecil aja ya nontonnya... )
Dalam donghua Heaven Official's Blessing (HOB), Hua Cheng ini dikenal sebagai raja iblis tingkat satu yang ditakuti oleh tiga alam. Hua Cheng terkenal akan kekuatannya. Dia pernah membuat kerusuhan di alam dewa/surga dengan menantang 33 dewa sekaligus untuk bertarung dengannya. Jika para dewa itu kalah dalam pertarungan, mereka harus turun kembali ke bumi dan menjadi manusia lagi. Alhasil ke 33 dewa itu berhasil dikalahkan dan mereka turun pangkatnya menjadi manusia fana. Bercermin dari kejadian itu, sekelas dewa-pun sudah tidak mau lagi berurusan dengan dia dan agak meringis jika mendengar namanya. Wiihh serem banget Hua Chengzhu ini...
Kalau iblis itu identik dengan penampilan yang menyeramkan, Hua Chengzhu diberkahi dengan wajah yang rupawan. Dia dikenal dengan panggilan Hujan Darah Mencapai Bunga, dan kupu-kupu perak menjadi semacam tanda pengenalnya. Hua Cheng memimpin sebuah kota hantu dan kediamannya disebut Manor Surga.
Karena versi donghuanya masih season-1, belum dijelaskan secara gamblang siapa Hua Cheng ini? Kenapa dia bisa menjadi iblis ? Kenapa dia begitu terobsesi pada Xie Lian ? Dan masih banyak lagi misteri yang belum terpecahkan. Namun, karena aku sudah kelewat bucin sama karakter Hua Chengzu ini, jadi aku memberanikan diri untuk menghabiskan HOB versi novelnya juga. Dan ternyata setelah menghabiskan novel HOB selama satu bulan penuh-karena panjang banget ceritanya sampai dibagi empat buku- selama itu juga aku nangis berkali-kali. Ini novel angst-nya kebangetan. Bisa bikin hati kita robek, terkoyak, dan tercabik-cabik haha. Aku juga jadi makin cinta sama Hua Hua ini. Tapi maafkan aku, untuk versi manhwanya yang masih on going saat ini, belum sempat aku baca semuanya.
Hua Cheng
Karena dia seorang raja iblis makanya dia bisa berubah wujud sesuka hatinya.
Dibawah ini Hua Cheng versi donghua ketika berubah menjadi San Lang dengan wajah polosnya.
Wujud Hua Cheng sebenarnya versi donghua. terlihat dewasa dan menakutkan.
Hua Cheng versi manhwa, uhhh... jujur saja untuk versi manhwanya semua karakter dalam HOB divisualkan dengan sangat indah. Apalagi untuk Hua Cheng ini.
Dalam wujud aslinya, Hua Cheng selalu menutupi mata kanannya. Apa yang terjadi pada mata kanannya itu, karena dia mencongkel matanya sendiri untuk dijadikan senjata saat berusaha keluar dari gunung Tonglu. Gunung Tonglu adalah gunung penempa iblis. Jika ingin menjadi raja iblis, seseorang yang sudah menjadi hantu harus memasuki gunung Tonglu untuk melawan ribuan hantu lainnya sampai tersisa dirinya sendiri, barulah dia berhak mendapatkan gelar itu. Mata kanan Hua Cheng sangat spesial berwarna merah, karena itulah mengapa dia selalu menutupi matanya itu dengan perban sejak dia masih kecil. Ketika berada dalam posisi tersudut dalam gunung Tonglu, dia menempa mata kanannya sebagai senjata, dan menamainya E-Ming.
E-Ming adalah senjata saber yang dipegangannya terdapat mata merah dan bisa bergerak-gerak sendiri seakan bisa bicara. ( mungkin itu matanya Hua Cheng )
E-Ming
Hua Cheng yang sudah menjadi hantu berkali-kali itu, memilih untuk menjadi raja iblis terkuat. Alasannya hanya satu, agar dia bisa melindungi seorang dewa yang sangat disayanginya yaitu Xie Lian. Pada saat Hua Cheng masih kecil, dia diselamatkan oleh Xie lian ketika sedang berusaha mengakhiri hidupnya dengan cara menjatuhkan dirinya sendiri dari atap sebuah rumah. Xie Lian pada saat itu masih seorang putra mahkota kerajaan Xian Le yang sedang melakukan parade beladiri. Namun dia menyempatkan diri untuk menangkap Hua Cheng ditengah parade yang sedang berlangsung. Mungkin bagi orang biasa kejadian itu sangat mengagumkan. Namun bagi para tetua kerajaan, kejadian itu dianggap sebagai pertanda buruk bagi kerajaan Xian Le.
Sesudah diselamatkan oleh Xie Lian, Hua Cheng sengaja mengambil mutiara merah milik Xie Lian ( bukan untuk dijual ya... ) Hua hua sangat mengagumi Xie Lian sampai ingin mengambil salah satu barang miliknya, mungkin untuk kenang-kenangan. ( tapi agak kurang asem juga sich, udah diselamatkan malah nyuri... hehe )
Sejak saat itu Hua Cheng selalu berusaha agar dekat dengan Xie Lian. Namun apalah daya dia hanya seorang anak terlantar dengan perban diwajahnya, sedangkan Xie Lian merupakan seorang putra mahkota. Dia hanya bisa mengaguminya dari jauh dan membantunya secara diam diam.
Hingga pada suatu hari Xie Lian diangkat menjadi dewa. Hua Cheng kecil sudah tidak bisa lagi melihat wajahnya dan hanya bisa menjadi pengikutnya yang setia. Dia tidak pernah lupa untuk selalu membawakan bunga berwarna putih dan menempatkannya ditangan patung dewa Xie Lian. Dia juga tidak pernah membiarkan bunga-bunga layu berada ditangan patung dewa Xie Lian. Hmmm.. dari kecil Hua Hua sudah terlihat bucin abis sama Xie Lian ..
Hua Cheng kecil selalu mendapatkan perlakuan tidak pantas dari orang sekitarnya. Dia selalu menjadi bahan siksaan dari teman sebayanya karena bermata merah mirip iblis. Itulah alasannya mengapa dia pernah mencoba mengakhiri hidupnya sendiri sebelum bertemu dengan Xie Lian. Namun, walaupun sering dipukuli hingga babak belur, Hua Cheng mempunyai tubuh yang sangat kuat untuk anak seusianya. Tapi lama kelamaan dia tidak kuat juga menahan penderitaannya. Dalam rasa sakitnya dia berlari ke kuil Xie Lian. Dia sudah tidak tahan lagi dengan hidupnya.
Hua Cheng ; " untuk apa aku harus hidup didunia ini. Apa artinya hidup? "
Xie lian yang pada saat itu melihat dan mengerti rasa sakit Hua Cheng berkata ;
" jika kamu tidak tahu bagaimana hidup lagi. Maka hiduplah untukku. "
Hua Cheng kaget karena dia hanya bisa mendengar suara Xie Lian tapi tidak bisa melihat wajahnya, dia hanya bisa berkata "... yang mulia... "
Xie Lian ; " saya tidak punya jawaban untuk pertanyaan yang kamu ajukan. Namun, jika kamu tidak tau arti hidup kamu, maka jadikan aku makna hidup itu, dan gunakan aku sebagai alasan untuk hidup." T_T huaaaa nangis kejer aku pas bagian ini.
Percakapan singkat dengan Xie Lian walaupun tanpa melihat wajahnya, seakan membuat semangat baru dalam diri Hua Cheng meluap. Dia hanya menjadikan Xie Lian sebagai tujuan hidupnya. Hanya Xie Lian dan Xie Lian semata.
Huuhh... kayaknya aku mau bahas Hua Cheng ini sampai puas dech. Soalnya nanggung kalau ga sampai klimaks. Masih banyak yang mau aku keluarin dari kepala ini. Kenapa Hua Cheng bisa dikenal dengan Hujan Darah Mencapai Bunga ? Bagaimana pertemuannya kembali dengan Xie Lian ?
Aku mau bagi dua part ya. Maafkan aku karena takut yang baca bosen kalau kepanjangan. Jadi pembaca yang baik hati bisa beristirahat dulu sejenak. Terima kasih bagi yang sudah berbagi waktunya. Sampai jumpa di part 2 ya.